Tuesday, August 2, 2011

Materi Dhamma class Bab 7 Upacara Dalam Agama Buddha


Upacara Dalam Agama Buddha

I.  Pengertian Upacara

*Menurut ajaran Buddha upacara adalah suatu cetusan atau sikap batin terhadap sesuatu keadaan atau perisitiwa.
*Menurut kamusbahasaindonesia.org  ialah 3) perbuatan atau perayaan yg dilakukan atau diadakan sehubungan dng peristiwa penting (spt pelantikan pejabat, pembukaan gedung baru).
Upacara = Kebiasaan / Ritual
·         Bentuk upacara dapat disesuaikan dengan:
Keadaan, zaman, alam, suasana, selera, cara berfikir sipelaksana, dll
·         Upacara Buddhis merupakan manifestasi dari penghormatan kita terhadap TIRATANA dengan didasari pengertian benar ( kea rah pengikisan lobha, dosa, dan moha) dan tidak menyimpang dari Buddha Dhamma.
II.   Sejarah Upacara dalam Agama Buddha

1.       Sang Buddha tidak mengajarkan bentuk upacara apa pun seperti Waisak, Asadha, Kathina, Magha Puja, tetapi Buddha hany amengajarkan Dhamma kea rah pengikisan lobha, dosa, dan, moha yang menuju ke tujuan hidup kita yaitu Nibbana.
2.       Sang Buddha memberika wewenang  kepada siswa-siswaNya untuk dapat menhbiskan calon bhikkhu menjadi bhikkhu. Dengan syarat: mencukur rambut, kumis, dan jenggot, mengenakan jubah kuning, duduk bersimpuh lutut dan bersikap anjali, mengucapkan Tisarana.
3.       Pada waktu itu siswa-siswa Buddha sering melakukan kebiasaan (vattha) yang meliputi:
a.       Merawat Buddha, membersihkan ruangan, mengantar air untuk mnum Buddha, dll
b.      Mendengarkan khotbah (sutta) dari Sang Buddha
c.       Hari Uposattha para bhikkhu mengulangi Patimokkha
d.      Melatih Sila, Samadhi, dan Pañña
Sesudah Sang Buddha wafat (Parinibbana), siapakah yang harus dilayani? Siswa-siswa Beliau tetap menjalan vattha tersebut.
III.                Menjadi Bentuk Upacara

Kebaktian, Upacara besar keagamaan.
Upacara akan membawa atau memberikan berkah apabila ditujukan dengan:
a.       Obyek yang benar-benar tepat/patut
b.      Di dasari pengertian benar (Samma Ditthi)
c.       Benar-benar terbebas dari ketakhyulan, ketakutan, kedunguan, ketidaktahuan, dan pandangan sesat
Upacara menurut bahasa Pali ialah (Puja yang berarti penghormatan)

IV.                Bentuk UPacara (Puja)
Upacara dalam agama Buddha terdiri dari 2 bentuk:
1.       Amisa Puja
Penghormatan dengan Materi.

*Hal ini diterangkan dalam kitab Mangalatthadipani ada 4 hal yang harus diperhatikan yaitu:
a.       Sakkara (memberikan penghormatan berupa materi antara lain: lilin, dupa, dan bunga
b.      Garukara (merenungkan nilai-nilai luhur dari obyek penghormatan
c.       Manana (memperlihatkan keyakinan berlandaskan pengertian benar yang mantap
d.      Vandana (menguncarkan melalui kata-kata suatu ungkapan penghormatan atau penghormatan ke 5 titik. (Pubbabhaganamakara yaitu Penghormatan awal)

*Ada 3 hal yang harus diperatikan dalam amisa puja:
a.       Vatthu Sampada (kesempurnaan materi)
b.      Cetana Sampada (kesempurnaan kehendak)
c.       Dakkhineyya Sampada (kesempurnaan obyek penghormatan)

2.       Patipati Puja
Adalah penghormatan dalam bentuk praktik Dhamma.
Menurut kitab Paramathajotika, praktik yang dimaksud :
a.       Berlindung kepada Tiratana (mengokohkan keyakinan)
b.      Bertekad melatih Pancasila Buddhist, Uposatha melatih 8 sila
c.       Menjalankan Parisuddhi Sila (khusus bhikkhu/bhikkhuni)
*Pengendalian tata tertib (Patimokkha Samvara)
*Pengendalian 6 indera (Indriya Samvara)
*Penghidupan Benar (Ajiva Parisuddhi)
*Pemenuhan kebutuhan hidup yang layak (Paccaya Sanissita)
*Kekayaan seorang bhikkhu dan bikkhuni ialah Sila, Samadhi, dan, Pañña.

Mana yang lebih unggul antara Amisa Puja atau Patipatti Puja? 

Materi Dhamma class ini dikupas oleh Dhamma Study Group Bogor pengajar Doddy Herwidanto., S.Ag., MA. 

No comments:

Post a Comment